islamsih.blogspot.com - Bagi anda yang memiliki anak atau adik kelas 5 SD, coba tengok buku paket agamanya. Siapa tahu bukunya keliru memperkenalkan nama nama Nabi pada anak atau adik anda seperti buku Agama kelas 5 SD terbitan Grafindo Media Pratama yang disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur dan Masyudi. Di buku tersebut, nama Nabi Muhammad SAW ditulis pada urutan ke 13 dan nama nama nabi tersebut ditutup dengan nama Nabi Isa AS sebagai nabi penutup.
Ada apakah dengan penulis dan penerbit buku tersebut?
Kementrian Agama menyatakan belum pernah melihat buku tersebut namun berjanji akan menindak tegas buku yang menyesatkan tersebut dengan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Paluta dimana buku tersebut ditemukan.
Agama merupakan pondasi yang amat sangat dibutuhkan saat ini. Di jaman yang global, canggih dan serba mudah ini, orang tua agaknya cukup kesulitan untuk memantau dan menjaga anak mereka. Orang tua yang sudah mengikuti perkembangan saja sering kali masih tak bisa menjangkau anak mereka di dunia maya. Tak sedikit orang tua yang tidak mendapatkan “penerimaan pertemanan” dari anak mereka karena sang anak sudah dapat menemukan arti privasi dalam mesin pencari. Semakinlah orang tua jauh dari dunia anak mereka karena mereka tak tahu apa yang telah dijelajahi anak mereka di layar kaca yang tak pernah lepas dari tangan mereka lama.
Kini mungkin satu satunya benteng orang tua untuk menjaga anak anaknya adalah pendidikan, terutama pendidikan agama sejak dini. Namun apa jadinya kalau anak mereka dibentengi dengan ajaran yang salah? Semua nabi baik, namun apakah tak apa bila anak anak anda berpikir bahwa tak ada Nabi Muhammad SAW yang menjadi nabi penutup dan teladan terbaik bagi umat Muslim?
Semoga buku yang menyesatkan ini dapat segera ditarik oleh kementrian dan pengawasan terhadap ilmu yang beredar dan membentengi anak anak penerus bangsa ini dapat dipastikan adalah ilmu yang terbaik.
Buku adalah gudang ilmu, apa jadinya kalau isi gudangnya bukan ilmu? Tapi kompas yang rusak?
Ada apakah dengan penulis dan penerbit buku tersebut?
Kementrian Agama menyatakan belum pernah melihat buku tersebut namun berjanji akan menindak tegas buku yang menyesatkan tersebut dengan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Paluta dimana buku tersebut ditemukan.
Agama merupakan pondasi yang amat sangat dibutuhkan saat ini. Di jaman yang global, canggih dan serba mudah ini, orang tua agaknya cukup kesulitan untuk memantau dan menjaga anak mereka. Orang tua yang sudah mengikuti perkembangan saja sering kali masih tak bisa menjangkau anak mereka di dunia maya. Tak sedikit orang tua yang tidak mendapatkan “penerimaan pertemanan” dari anak mereka karena sang anak sudah dapat menemukan arti privasi dalam mesin pencari. Semakinlah orang tua jauh dari dunia anak mereka karena mereka tak tahu apa yang telah dijelajahi anak mereka di layar kaca yang tak pernah lepas dari tangan mereka lama.
Kini mungkin satu satunya benteng orang tua untuk menjaga anak anaknya adalah pendidikan, terutama pendidikan agama sejak dini. Namun apa jadinya kalau anak mereka dibentengi dengan ajaran yang salah? Semua nabi baik, namun apakah tak apa bila anak anak anda berpikir bahwa tak ada Nabi Muhammad SAW yang menjadi nabi penutup dan teladan terbaik bagi umat Muslim?
Semoga buku yang menyesatkan ini dapat segera ditarik oleh kementrian dan pengawasan terhadap ilmu yang beredar dan membentengi anak anak penerus bangsa ini dapat dipastikan adalah ilmu yang terbaik.
Buku adalah gudang ilmu, apa jadinya kalau isi gudangnya bukan ilmu? Tapi kompas yang rusak?
sumber : [bg]