Orang Kafir itu Anti Korupsi?



islamsih.blogspot.com -“Lebih baik kafir tapi tidak korupsi daripada muslim tapi korupsi!”

Kalimat itu masif tersebar di media sosial. Sebuah propaganda yang berupaya mengelabui persepsi publik bahwa orang kafir relatif anti korupsi.

Sebagian pengguna Facebook, meskipun identitasnya meragukan karena di wall-nya sangat sedikit status dan beberapa data diri tumpang tindih, kerap menyuarakan propaganda itu. Kadang disertai dengan pertanyaan “yang paling banyak korupsi agamanya apa?”

Kehadiran facebookers seperti itu, terutama ketika ada berita buruk tentang non muslim. Tiba-tiba sejumlah Facebookers muncul untuk membela non muslim sembari melancarkan “serangan” kepada umat muslim.

Mungkin mereka lupa bahwa sejumlah koruptor kelas kakap di negeri ini bukanlah muslim. Sebut saja Eddy Tansil dan Sherny Konjongiang.

Eddy Tansil alias Tan Tjoe Hong alias Tan Tju Fuan terbukti menggelapkan uang sebesar USD 565 juta (setara Rp 7,6 triliun). Ia melarikan diri saat menjalani hukuman penjara dan hingga saat ini masih buron. Sedangkan Sherny Konjongiang, direktur Bank BHS itu merugikan negara sebesar Rp 2,7 triliun.

Jadi, masihkah ada anggapan bahwa orang kafir anti korupsi? Sungguh korupsi tidak mengenal agama. Dari agama apa pun, seseorang bisa menjadi pelaku korupsi.

Justru seorang muslim yang beriman, merekalah yang tidak akan melakukan korupsi. Sebab Rasulullah telah menjelaskan kaidahnya. Beliau ditanya, “Ya Rasulallah, mungkinkah orang beriman itu jadi penakut?”
“Bisa jadi,” jawab beliau.
“Mungkinkah seorang mukmin itu menjadi kikir?”
“Bisa jadi.”
“Mungkinkah seorang mukmin itu menjadi pendusta?”
“Tidak mungkin,” jawab Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Tidak mungkin seseorang yang beriman kemudian berbohong. Apalagi korupsi sebab korupsi adalah kebohongan besar yang merugikan negara dan rakyat banyak.[tarbiyah]