islamsih.blogspot.com - Kalimat “Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan” (فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) diulang sampai 31 kali dalam Surat Ar Rahman.
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
Kalimat ini ditujukan kepada manusia dan jin sehingga menggunakan kata Rabbikuma (رَبِّكُمَا) yang artinya “Tuhan kamu berdua”. Menyadari ditujukan kepada mereka, setiap kali dibacakan ayat-ayat ini jin menjawab dengan jawaban yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kagum.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah membacakan surat Ar Rahman di hadapan sahabat-sahabat beliau. Kemudian beliau bersabda:
مَالِيْ أَسْمَعُ الْجِنَّ أَحْسَنُ جَوَابًا لِرَبِّهَا مِنْكُمْ
“Mengapa aku mendengar jin lebih baik jawabannya kepada Tuhannya daripada kalian?”
Kemudian mereka bertanya, “Bagaimana jawabannya, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda:
مَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِ اللَّهِ تَعَلَى فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ اِلَّا قَالَتِ الْجِنُّ لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ
Tidak sekali-kali aku sampai pada firman-Nya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” melainkan jin menjawab, “Tiada satu nikmat-Mu pun wahai Tuhan kami yang kami dustakan”
Inilah jawaban jin yang membuat Rasulullah kagum. Setiap kali dibacakan
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
Mereka menjawab
لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ
“Tiada satu nikmat-Mu pun wahai Tuhan kami yang kami dustakan”[tarbiyah]
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
Kalimat ini ditujukan kepada manusia dan jin sehingga menggunakan kata Rabbikuma (رَبِّكُمَا) yang artinya “Tuhan kamu berdua”. Menyadari ditujukan kepada mereka, setiap kali dibacakan ayat-ayat ini jin menjawab dengan jawaban yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kagum.
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah membacakan surat Ar Rahman di hadapan sahabat-sahabat beliau. Kemudian beliau bersabda:
مَالِيْ أَسْمَعُ الْجِنَّ أَحْسَنُ جَوَابًا لِرَبِّهَا مِنْكُمْ
“Mengapa aku mendengar jin lebih baik jawabannya kepada Tuhannya daripada kalian?”
Kemudian mereka bertanya, “Bagaimana jawabannya, wahai Rasulullah?” Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda:
مَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِ اللَّهِ تَعَلَى فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ اِلَّا قَالَتِ الْجِنُّ لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ
Tidak sekali-kali aku sampai pada firman-Nya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” melainkan jin menjawab, “Tiada satu nikmat-Mu pun wahai Tuhan kami yang kami dustakan”
Inilah jawaban jin yang membuat Rasulullah kagum. Setiap kali dibacakan
فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan”
Mereka menjawab
لَا بِشَيْءٍ مِنْ نِعَمِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ
“Tiada satu nikmat-Mu pun wahai Tuhan kami yang kami dustakan”[tarbiyah]